Sejarah
Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare didirikan pada 2014 dengan membuka satu Program Studi (Prodi) yaitu Pendidikan Agama Islam berbasis Teknologi Pembelajaran berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Nomor 1426 Tahun 2014 Tentang Izin Penyelenggarakan Program Studi pada Program Megister Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Parepare (pada saat itu masih berstatus STAIN). Kemudian pada tahun 2016 membuka Program Studi Ekonomi Syari’ah dan Prodi Komunikasi Penyiaran Islam berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Nomor 961 Tahun 2016 tentang izin penyelenggaraan program studi Megister Pascasarjana Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Parepare. Pada tahun 2017 membuka tiga Program Studi baru yaitu Pendidikan Bahasa Arab, Tadris Bahasa Inggris dan Hukum Keluarga Islam berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Nomor 3576 Tahun 2017 Tentang Izin Penyelenggarakan Program Studi pada Program Megister Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Parepare.
Program Pascasarjana pada awalnya didirikan terutama untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas akademik alumni STAIN Parepare dan Tenaga Kependidikan dan merespon kebutuhan masyarakat Parepare dan daerah sekitarnya.
Peserta Pascasarjana STAIN Parepare pada awalnya (tahun akademik 2014) adalah umumnya dari guru-guru agama Islam dari sekitar Ajatappareng. Sejak tahun 2016 pascasarjana mahasiswa mahasiswa dari praktisi, pegawai, guru dan mahasiswa murni. Sejak tahun 2018 Pascasarjana IAIN Parepare menerima mahasiswa lintas provinsi Sulawesi Selatan.
Direktur pertama Pascsarajana IAIN Parepare Prof. Dr. H. M. Rahim Arsyad, M.A. sampai tahun 2018. Tahun 2019 sampai tahun 2022 Direktur Pascasarjana dijabat oleh Dr. H. Mahsyar Idris, M.Ag.Tahun 2022 sampai 2024 Direktur Pascasarjana dijabat oleh Dr. Hj. Darmwati, M.Pd. Tahun 2024 sampai sekarang Dr. H. Islamul Haq, Lc., MA. dipercaya sebagai Direktur Pascasarjana IAIN Parepare.
Arah pengembangan Pascasarjana IAIN Parepare dirumuskan dan diletakkan dengan mendirikan program studi Pendidikan Agama Islam berbasis Teknologi Pembelajaran. Selanjutnya dikembangkan beberapa program studi dan sampai hari ini terdiri dari enam prodi yakni: Pendidikan Agama Islam berbasis Teknologi Pembelajaran, Ekonomi Sayriah dan Komunikasi Penyiaran Islam, Pendidikan Bahasa Arab, Tadris Bahasa Inggris dan Hukum Keluarga Islam. Usaha selanjutnya, sejak tahun 2019 fokus pada akreditasi prodi. Pada tahun 2020 reakreditasi prodi Pendidikan Agama Islam berbasis Teknologi Pembelajaran.