Skip ke Konten

Kuliah Tamu Internasional Pascasarjana IAIN Parepare Sesi Pertama Tekankan Verifikasi Data dan Kompetensi dalam Pemanfaatan Kecerdasan Buatan

13 Desember 2025 oleh
Kuliah Tamu Internasional Pascasarjana IAIN Parepare Sesi Pertama Tekankan Verifikasi Data dan Kompetensi dalam Pemanfaatan Kecerdasan Buatan
Admin Pasca

Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare menyelenggarakan International Guest Lecture (IGLoPAS) series pertama pada Selasa malam, 9 Desember 2025, pukul 20.00 WITA di Parepare pada 10 Desember 2025. Acara bertema “The Era of Artificial Intelligence and the Future of Muslim Societies: Ethics, Education, Law, and Sustainable Research” ini berlangsung secara daring melalui Zoom serta disiarkan langsung via YouTube, diikuti lebih dari 140 peserta yang mayoritas merupakan mahasiswa pascasarjana.


Kegiatan ini bersifat wajib bagi seluruh mahasiswa pascasarjana IAIN Parepare, dan peserta yang hadir serta mengisi absensi berhak mendapatkan e-sertifikat gratis. Acara dimoderatori oleh Yessicka Noviasmy, M.Pd., seorang dosen di IAIN Parepare.


Direktur Pascasarjana IAIN Parepare, Dr. H. Islamul Haq, Lc., M.A., membuka acara dengan sambutan yang menekankan pentingnya diskusi mengenai kecerdasan buatan (AI) bagi masyarakat Muslim. Beliau menyatakan bahwa AI bukan hanya teknologi biasa, melainkan transformasi peradaban yang dapat memengaruhi otoritas keagamaan, seperti proses penerbitan fatwa dan pencarian hukum Islam melalui aplikasi seperti ChatGPT.


Dua narasumber utama hadir dalam kegiatan ini, yaitu Prof. Dr. Hamza Abed AlKarim Hammad dari Jerash University, Yordania, yang merupakan associate professor di bidang fiqih dan ushul fiqih, serta Dr. Mahkamah Mahdin, Lc., M.A., yang menjabat sebagai Direktur Istiqlal Fatwa Center dan Komisaris Nour Global Education.


Prof. Hamza Hammad dalam presentasinya yang disampaikan dalam bahasa Arab dan diterjemahkan secara ringkas oleh panitia, menyatakan bahwa penggunaan AI diperbolehkan selama sesuai dengan prinsip syariat, berdasarkan kaidah “al-ashlu fil asyya’ al-ibahah” yang berarti segala sesuatu pada dasarnya boleh kecuali ada dalil yang melarangnya. Beliau menyoroti manfaat AI di berbagai bidang seperti diagnosis medis, pendidikan, dan riset fiqih, misalnya dalam pengumpulan data cepat dari kitab-kitab klasik. Namun, beliau juga mengingatkan risiko AI, seperti kesalahan output yang dikenal sebagai hallucination serta potensi menyebabkan kemalasan manusia. Tanggung jawab atas penggunaan AI tetap berada pada manusia, bukan pada mesin itu sendiri, karena AI bukan mukallaf yang dibebani kewajiban syariat.


Sementara itu, Dr. Mahkamah Mahdin menekankan bahwa AI sebaiknya diposisikan sebagai asisten bagi ulama, bukan pengganti mujtahid. Beliau membandingkan epistemologi akal manusia yang berbasis kesadaran, realitas, dan tanggung jawab spiritual dengan AI yang hanya berbasis data input serta simulasi. AI memang berguna untuk memetakan perbedaan pendapat ulama (khilaf), melakukan analogi (qiyas), dan mengolah data besar, tetapi tidak memiliki niat, spiritualitas, maupun rasa takut salah di hadapan Allah. Beliau memperingatkan masyarakat awam untuk tidak langsung mengadopsi fatwa instan dari AI karena akurasi datanya belum terjamin sepenuhnya. Untuk itu, diperlukan lembaga khusus yang melibatkan tim ulama kompeten guna membangun database AI yang valid dan berakar pada tradisi Islam. Dalam prediksi untuk 30-50 tahun mendatang, Dr. Mahkamah menyatakan bahwa AI akan menguatkan struktur keagamaan seperti masjid, pendidikan kitab kuning, dan halaqah ilmiah, tanpa menggantikan peran manusia dalam ibadah serta empati.


Sesi tanya jawab berlangsung secara hidup dan interaktif, di mana peserta mengajukan pertanyaan seputar adab belajar agama melalui media sosial dan AI, risiko manipulasi data, serta rekomendasi bagi mahasiswa baru maupun generasi tua. Kedua narasumber menjawab dengan seimbang, menekankan pentingnya verifikasi sumber, kompetensi dasar, serta tidak bergantung secara berlebihan pada teknologi.

Laporan dari ketua panitia, Dr. Abdul Haris Sunubi, M.Pd., menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memperluas wawasan mahasiswa sekaligus mendukung internasionalisasi program studi. Acara series ini akan berlanjut pada hari berikutnya dengan narasumber berbeda, menunjukkan komitmen Pascasarjana IAIN Parepare dalam menghadirkan forum akademik internasional untuk menjawab tantangan zaman.

di dalam Berita
Kuliah Tamu Internasional Pascasarjana IAIN Parepare Sesi Pertama Tekankan Verifikasi Data dan Kompetensi dalam Pemanfaatan Kecerdasan Buatan
Admin Pasca 13 Desember 2025
Share post ini
Arsip