Abd Rauf Muh. Amin Uraikan Penguatan Moderasi Beragama dalam Pendidikan Islam

October 25, 2022 by
pasca

Humas IAIN Parepare--Moderasi beragama menjadi isu penting dalam dunia pendidikan Islam di tengah dinamika sosial yang terus berkembang. Dalam sebuah forum akademik yang diselenggarakan di (lokasi/kampus) pada (tanggal), Abd Rauf Muh. Amin, seorang akademisi dan praktisi pendidikan Islam, menguraikan pentingnya penguatan moderasi beragama dalam sistem pendidikan Islam.  Kegiatan berlangsung di Lantai Lima Gedung Perpustakaan IAIN Parepare, Selasa (25/10/2022).

Dalam pemaparannya, Abd Rauf menegaskan bahwa pendidikan Islam harus berperan sebagai agen perdamaian yang menanamkan nilai-nilai toleransi, keadilan, serta keseimbangan dalam kehidupan beragama. “Moderasi beragama bukan berarti mengurangi nilai-nilai Islam, tetapi menjadikannya lebih adaptif dan relevan dalam membangun keharmonisan sosial,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa moderasi beragama dapat diimplementasikan melalui tiga aspek utama, yaitu kurikulum, metode pembelajaran, dan peran pendidik. Kurikulum pendidikan Islam harus mengakomodasi pemahaman keislaman yang inklusif dan berbasis pada prinsip rahmatan lil ‘alamin. Sementara itu, metode pembelajaran harus mendorong diskusi kritis yang membuka ruang bagi pemahaman yang lebih luas terhadap perbedaan pendapat dalam Islam.

Selain itu, Abd Rauf menekankan bahwa peran guru dan dosen sangat krusial dalam membentuk cara berpikir moderat pada peserta didik. Menurutnya, pendidik harus menjadi teladan dalam sikap moderat, baik dalam pengajaran maupun dalam interaksi sosial. “Seorang guru atau dosen tidak hanya bertugas mentransfer ilmu, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang berlandaskan pada ajaran Islam yang damai,” katanya.

Dalam sesi diskusi, beberapa peserta mengungkapkan kekhawatiran terhadap munculnya pandangan keagamaan yang eksklusif di kalangan generasi muda. Abd Rauf merespons dengan menekankan pentingnya peran keluarga dan lingkungan sosial dalam membentuk karakter moderat sejak dini. “Pendidikan Islam tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga dalam keluarga dan masyarakat. Oleh karena itu, sinergi antara pendidikan formal dan nonformal sangat diperlukan,” jelasnya.

Menurutnya, salah satu strategi efektif dalam membangun moderasi beragama adalah dengan memperbanyak interaksi lintas budaya dan keagamaan dalam dunia pendidikan. “Jika mahasiswa dan pelajar lebih sering berdialog dengan kelompok yang berbeda, maka pola pikir mereka akan lebih terbuka dan toleran,” tambahnya.

Di akhir pemaparannya, Abd Rauf mengajak seluruh peserta untuk aktif dalam mengkampanyekan moderasi beragama, baik di lingkungan akademik maupun di masyarakat luas. “Moderasi beragama adalah kunci untuk menciptakan peradaban yang harmonis. Pendidikan Islam harus menjadi jembatan yang menghubungkan keberagaman, bukan tembok yang memisahkan,” tutupnya.