Direktur Pascasarjana IAIN Parepare Hadiri Forum PTKIN, Bahas Strategi Peningkatan Mutu Akademik

September 22, 2024 by
pasca

Humas IAIN Parepare -- Direktur Pascasarjana IAIN Parepare, Dr H Islamul Haq, M. H. menghadiri pertemuan yang diadakan oleh Forum Direktur Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di Hotel Vega Gading Serpong, Tangerang Selatan, Banten, pada Kamis (19-21/09/2024).


Pertemuan itu bertujuan untuk membahas strategi peningkatan mutu akademik di lingkungan PTKIN, khususnya di tingkat program pascasarjana.


Kegiatan ini dihadiri oleh para direktur pascasarjana dari berbagai PTKIN se- Indonesia, dengan fokus pada kolaborasi dan sinergi dalam menciptakan pendidikan yang berkualitas


Direktur PTKIN Kementerian Agama RI, Prof Dr H Ahmad Zainul Hamdi, M.Ag dalam sambutannya menguraikan tujuan pertemuan tersebut. "Hari ini kami kumpulkan para Direktur PTKIN - PTU untuk menyamakan persepsi penyamaan visi misi menuju Prestasi, Reputasi dan Rekognisi. Dalam rangka meningkatkan itu semua, perlu satu padu dalam langkah strategi:  Penguatan Reorientasi Penguatan Akademik Unggul Administratif menuju Substantif. Penguatan Mutu Penerimaan Mahasiswa Baru dengan memperhatikan input mahasiswa yang produktif," katanya.


Lebih lanjut Ahmad Zainul memaparkan kebijakan teknis Diktis berupa: Penguatan Akademik Unggul dengan mendorong percepatan kerja akademik berskala internasional global yang berdampak pada akreditasi prodi.


"Perbanyak pertemuan-pertemuan ilmiah yang produktif yang bisa dibaca dunia.

PTKIN -PTKIS - PTU yang mengelola program pascasarjana harus bergerak serentak menuju unggul. Karena itu barometer yang terukur dalam melihat maju dan pesatnya perguruan tinggi keagamaan," ujarnya.


Sedangkan Prof Dr H Abu Rokhmad selaku Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) memberikan arahan pada pertemuan tersebut. "Kegiatan ini penting dan strategis guna menghasilkan program kerja akademik yang bermutu dan berkelanjutan. Saya berharap pertemuan semacam ini bukan saja seremonial tapi menghasilkan inovasi yang kreatif produktif dalam upaya meningkatkan mutu kualitas PTKI," ungkap Abu Rokhmad.


Ia melanjutkan, ada beberapa hal strategis yang disampaikan pada kesempatan tersebut. "Saya sampaikan di tempat ini, karena tak mungkin saya datangi satu persatu sebab ini persoalan waktu. Maka hemat saya, momentum ini yang saya gunakan untuk menyampaikan hal-hal penting," ujarnya.


Abu Rokhmad merincikan penjelasan tersebut yakni pertama: Pascasarjana PTKI harus mampu menjawab ekspektasi dan harapan publik.


"Pascasarjana PTKI harus menjadi lokomotif utama dalam peningkatan mutu dan kualitas akademik. Sebab pascasarjana lah yang diharapkan untuk menjaga marwah akademik yang paling tepat, menjaga reputasi dan prestasi akademik yang terhormat. Sebab kajian-kajian tesis dan disertasi dikaji berdasarkan metode ilmiah yang tepat juga. Maka saya berharap pascasarjana PTKI mengawal terus mutu akademik dengan baik dan benar," katanya.


Kedua, lanjut Abu Rokhmad, kembalikan marwah pascasarjana sebagai lembaga yang tempat melahirkan ilmuan yang benar-benar ilmuan di bidangnya. "Bukan semata mengejar gelar Magister atau Doktor semata, tapi mampu menciptakan inovasi kerja yang dibutuhkan oleh  masyarakat. Hari demi hari pascasarjana terus bertambah program studinya namun belum dibarengi dengan usaha maksimal untuk membuat prodi unggul. Ini tantangan besar bagi pengelola Pascasarjana PTKI," ujarnya.


Ketiga, sambung Abu Rokhmad, saatnya pascasarjana memiliki standar yang baku dalam semua aspek tridharma Perguruan Tinggi. "Ini penting agar itu menjadi pedoman dalam menjalankan semua kegiatan pascasarjana. Seperti, percepatan penulisan karya ilmiah mahasiswa, memperketat penerimaan mahasiswa baru, jangan longgar dalam aspek penerapan kebijakan yang berorientasi kepada mutu akademik. Jangan terlalu euporia dengan banyaknya mahasiswa baru, tapi harus euporia jika mahasiswanya merasa terpenuhi hak dan kewajibannya sebagai mahasiswa," katanya.


Lebih lanjut Dirjen Pendis menekankan kepada semua direktur pascasarjana, "Jangan menurunkan standar, perketat mutu,jangan longgar, jika sudah menentukan standar baku jangan dipermudah, diperingan, terus kawal kualitas mutu akademiknya. Kurangi kelas-kelas instansi, kelas-kelas khusus para pejabat yang hanya orientasi gelar. Lebih baik sedikit mahasiswa, tapi berkualitas dari pada banyak tak berkualitas. Kembalikan khittoh pascasarjana pada mutu kualitas yang terus dipantau dan dibina oleh Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) Universitas," katanya.


Keempat, terang Abu Rokhmad, soal kualitas Tata Kelola Kelembagaan.

Dirjen Pendis menegaskan, bahwa Direktur pascasarjana harus punya dua target yakni; Prodi semua harus unggul dan menata kembali sistem pembelajaran yang inovatif dan kreatif.


"Kuliah daring tidak dapat menjamin kualitas, harus perbanyak perjumpaaan langsung dalam bimbingan dan perkuliahan guna lebih jelas dan terukur mutu hasil yang dihasilkan," ujarnya.


Langkah strategis untuk peningkatan kualitas unggul, lanjutnya, harus dikawal dengan menjaga kualitas unggul secara substantif bukan administratif.

"Lakukan inovasi kecil tapi berdampak besar dalam meningkatkan mutu akreditasi dan perbanyak mobilitas akademik yang berkelanjutan dengan seminar, workshop, sarasehan internasional global yang berdampat pada rekognisi internasional bukan semata serimonial. Saling bertukar ide dan pandangan keilmuan berdasarkan keahlian bukan semata pertemanan. Sifat kebijakan teknis yang dibutuhkan oleh Forum Direktur PTKIN saya siap diberikan masukan agar lebih teknis dan lebih implementatif," tutup Abu Rokhmad. (shz/alf)