International Guest Lecturer Series 2 Pascasarjana IAIN Parepare: Harmoni dalam Keberagaman 8 Oktober, 2024 oleh saidinhamzah | No comments yet

October 7, 2024 by
pasca

Humas IAIN Parepare -- Program Pascasarjana IAIN Parepare kembali menggelar acara International Guest Lecturer Series 2, dengan tema "Membangun Harmoni dalam Keberagaman: Etika Interaksi Muslim dengan Non-Muslim di Era Global." kegiatan di lakukan Minggu 06/10/2024 Via Zoom Meeting,

Acara ini dihadiri oleh Dr. H. Islamul Haq, Lc., M.A., Direktur Pascasarjana IAIN Parepare, dan Dr. Mahkamah Mahdi, Lc., M.A., Direktur Nour Global Education, sebagai narasumber utama.

Kegiatan ini dihadiri oleh civitas academica IAIN Parepare, pengurus Forum Mahasiswa Pascasarjana, alumni, serta seluruh mahasiswa pascasarjana.

Dalam sambutannya, Islamul Haq menyampaikan bahwa International Guest Lecture ini merupakan bagian dari implementasi kerja sama antara IAIN Parepare dan Nour Global Education. "Ini adalah seri kedua setelah sebelumnya kita membahas tema terkait fatwa. Pada seri kali ini, kami ingin mengangkat tema yang lebih luas terkait interaksi antarumat beragama di era globalisasi," ujarnya.

Menurut Dr. Islamul Haq, tema ini sangat relevan dengan situasi saat ini, terutama ketika interaksi antaragama semakin kompleks. Ia juga menyoroti pentingnya memperkuat nilai-nilai toleransi di Kota Parepare, yang dikenal sebagai kota santri dan kota moderat. "Sebagai lembaga pendidikan, kami memiliki tanggung jawab moral untuk mendorong dialog konstruktif antara umat Islam dan non-Muslim, agar terjalin saling pengertian dan kerja sama. Kegiatan ini diharapkan dapat memperdalam wawasan kita dalam berinteraksi dengan berbagai perspektif," tegasnya.

Sementara itu, Dr. Mahkamah Mahdi memulai sesinya dengan membahas konsep Syekh Ali Jumuah tentang مثلث واجب الوقت الإنساني atau "Segitiga Kewajiban Waktu Manusia". Konsep ini menekankan tiga aspek penting dalam memahami hubungan antara teks agama dan realitas sosial: pemahaman mendalam terhadap Al-Qur'an dan hadits, analisis terhadap dinamika sosial melalui ilmu sosial dan kemanusiaan, serta kemampuan mengintegrasikan ajaran agama dengan tantangan masyarakat modern. “Dengan menggabungkan ketiga aspek ini, kita dapat menciptakan harmoni dan saling pengertian dalam interaksi antaragama,” jelas Dr. Mahkamah. 

Lebih lanjut, Dr. Mahkamah menguraikan metode penerapan hukum Islam berbasis empat pola interaksi yang terinspirasi dari fase kehidupan Nabi Muhammad: Pola Mekkah, Ethiopia, Madinah I, dan Madinah II. Setiap pola ini tidak saling membatalkan, melainkan disesuaikan dengan konteks sosial dan politik yang dihadapi umat Islam di setiap masa. "Misalnya, Pola Mekkah menggambarkan kondisi minoritas yang menghadapi tekanan, sementara Pola Ethiopia menunjukkan bagaimana koeksistensi dengan pemerintahan non-Muslim yang adil dapat terwujud," paparnya.

Acara ini diharapkan dapat membuka ruang diskusi lebih luas mengenai pentingnya pendekatan yang inklusif dalam interaksi antaragama, khususnya di era global. Dengan antusiasme peserta yang tinggi, kegiatan ini menjadi momentum penting bagi IAIN Parepare untuk terus berkontribusi dalam membangun toleransi dan harmoni di tengah keberagaman masyarakat. (shz/alf)